Keresahan melanda masyarakat pulau-pulau terluar di Pangkep. Pasalnya, BBM Langka menjadi pemandangan sehari-hari, menghambat aktivitas ekonomi dan kehidupan warga. Puncaknya, ratusan massa berbondong-bondong melayangkan protes ke Kantor Bupati Pangkep. Mereka menuntut solusi cepat dari pemerintah daerah.
Aksi unjuk rasa ini merupakan wujud kekecewaan warga. Sudah berbulan-bulan, pasokan BBM Langka tidak stabil, bahkan sering kosong. Nelayan kesulitan melaut, transportasi terhambat, dan harga kebutuhan pokok melonjak. Situasi ini sangat memukul perekonomian masyarakat kepulauan yang bergantung pada bahan bakar.
Koordinator aksi, Daeng Amir, dalam orasinya menyampaikan tuntutan tegas. “Kami butuh solusi, bukan janji! BBM Langka ini mencekik hidup kami,” teriaknya. Massa membawa spanduk bertuliskan keluhan dan harapan mereka. Suasana di depan kantor bupati memanas, namun tetap terkendali oleh aparat keamanan.
Menanggapi aksi ini, Bupati Pangkep, H. Syamsuddin Hamid, menemui langsung perwakilan massa. Ia mengakui adanya masalah BBM Langka yang serius di wilayahnya. Bupati menjelaskan bahwa kendala utama terletak pada distribusi dan kuota dari pusat. Namun, ia berjanji akan segera mencari jalan keluar.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Pertamina dan Kementerian ESDM,” jelas Bupati. Pihaknya sedang mengupayakan penambahan kuota dan perbaikan jalur distribusi. Ia meminta pengertian warga sembari menunggu solusi konkret. Bupati berharap masalah ini dapat teratasi dalam waktu dekat, sebelum semakin memburuk.
Masyarakat kepulauan sangat berharap janji ini bukan sekadar lips service. Mereka telah merasakan dampak langsung dari kelangkaan BBM ini. Anak-anak kesulitan sekolah, pasien sulit dirujuk ke daratan, dan aktivitas harian lumpuh. Keberadaan BBM sangat vital bagi kelangsungan hidup mereka.
Permasalahan BBM Langka di pulau terluar memang kompleks. Dibutuhkan sinergi antara pemerintah daerah, Pertamina, dan instansi terkait. Perlu ada kebijakan khusus yang memastikan pasokan BBM lancar hingga ke wilayah-wiluar. Ini demi menjaga stabilitas ekonomi dan sosial masyarakat.
Aksi protes ini menjadi alarm bagi pemerintah pusat dan daerah. Jangan sampai masyarakat di pulau terluar merasa dianaktirikan. Hak mereka untuk mendapatkan akses BBM yang layak harus dipenuhi. Semoga tuntutan warga Pangkep ini segera direspons dengan tindakan nyata yang membawa perubahan positif.