#SaveOnad atau #SayNoToDrugs: Dilema Publik Menanggapi Kasus Sang Idola

Kasus penangkapan figur publik yang terjerat narkoba, seperti yang baru-baru ini menimpa Onadio Leonardo, selalu memicu Dilema Publik yang kompleks di media sosial. Di satu sisi, ada seruan keras untuk #SayNoToDrugs sebagai penegasan bahwa hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu. Namun, di sisi lain, muncul tagar #SaveOnad yang menuntut rehabilitasi, bukan hukuman penjara.

Dilema Publik ini menggambarkan pertentangan antara penegakan hukum dan rasa empati terhadap sang idola. Onad, dengan citra yang unik dan pengakuan jujurnya di masa lalu tentang narkoba, telah menciptakan ikatan emosional dengan penggemar. Mereka melihatnya sebagai korban, membutuhkan pertolongan, bukan sekadar pelaku kriminal.

Sikap Dilema Publik ini juga dipengaruhi oleh pandangan bahwa penyalahgunaan narkoba adalah penyakit adiksi, bukan murni kejahatan. Kelompok yang mendukung rehabilitasi berargumen bahwa memenjarakan pengguna tidak akan menyelesaikan masalah akar. Mereka percaya bahwa idola harus diselamatkan dan dijadikan contoh keberhasilan pemulihan.

Namun, aktivis antinarkoba dan sebagian besar masyarakat tetap berpegang pada prinsip. Bagi mereka, perlakuan khusus terhadap idola akan menciptakan preseden buruk dan melemahkan upaya pencegahan. Dilema Publik ini menyoroti perlunya konsistensi moral agar pesan antikriminalitas sampai ke generasi muda.

Kasus ini lantas menguji konsistensi pemerintah dan aparat hukum dalam menerapkan UU Narkotika. Apakah status selebritas dan tuntutan Dilema Publik akan memengaruhi keputusan untuk merehabilitasi atau memproses hukum? Transparansi penanganan kasus menjadi kunci untuk mempertahankan kepercayaan masyarakat.

Dilema Publik ini juga menjadi refleksi atas tanggung jawab sosial figur publik. Idola memiliki pengaruh besar, dan kesalahan mereka dapat berdampak luas pada pengikut. Oleh karena itu, harapan publik adalah agar proses hukum yang dijalani Onad dapat menjadi pelajaran berharga tentang bahaya dan konsekuensi narkoba.

Pertarungan antara #SayNoToDrugs dan di media sosial adalah cerminan Dilema Publik yang lebih besar tentang bagaimana seharusnya negara memandang penyalahgunaan narkoba. Apakah fokus utamanya adalah penindakan keras, ataukah pencegahan dan pendekatan kesehatan masyarakat yang komprehensif?

Apapun hasil akhirnya, kasus idola ini telah membuka ruang diskusi penting. Dilema Publik ini memaksa kita mempertimbangkan kembali bagaimana cara terbaik menangani adiksi: dengan hukuman atau dengan uluran tangan. Jawaban yang adil harus menyeimbangkan keadilan hukum dan upaya kemanusiaan yang bermartabat.