Bau menyengat pada kolam lele adalah indikator jelas adanya ketidakseimbangan kualitas air, yang dapat membahayakan kesehatan ikan dan mengganggu lingkungan sekitar. Penyebab utama bau ini adalah penumpukan amonia berlebihan yang berasal dari sisa pakan tak termakan dan kotoran ikan. Mengatasi hal ini memerlukan Solusi Bau yang komprehensif, tidak hanya sekadar mengganti air.
Solusi Bau pertama dan paling efektif dimulai dari manajemen pakan. Pemberian pakan yang berlebihan adalah biang keladinya; pelet yang mengendap akan membusuk dan melepaskan hidrogen sulfida ($H_{2}S$) dan amonia. Terapkan prinsip $80$% kenyang, dan pastikan lele menghabiskan pakan dalam waktu kurang dari $5$ menit.
Langkah berikutnya dalam mencari Solusi Bau adalah dengan menerapkan sistem aerasi yang memadai. Aerasi (penambahan oksigen) mencegah kondisi anaerobik di dasar kolam, tempat bakteri jahat penghasil bau busuk berkembang biak. Oksigen yang cukup mendukung bakteri pengurai limbah yang menguntungkan, menjadikan air lebih sehat.
Perawatan kolam secara rutin, atau yang dikenal dengan penyiponan, adalah Solusi Bau yang sangat krusial. Penyiponan bertujuan membuang endapan lumpur hitam yang kaya akan amonia di dasar kolam. Lakukan penyiponan secara berkala, minimal seminggu sekali, dan ganti air hanya $30$% hingga $50$% dari total volume air untuk meminimalkan stres ikan.
Pemanfaatan probiotik atau bakteri pengurai adalah Solusi Bau berkelanjutan, terutama pada budidaya sistem bioflok. Probiotik membantu mempercepat proses dekomposisi bahan organik menjadi senyawa yang tidak beracun atau bahkan menjadi flok (pakan alami). Pemberian probiotik secara rutin menjaga ekosistem air tetap seimbang dan meminimalkan terbentuknya bau.
Selain itu, pertimbangkan pula kepadatan tebar ideal. Kolam yang overpopulated (kelebihan ikan) secara otomatis akan menghasilkan limbah yang tidak dapat diolah sempurna oleh ekosistem air, membuat air cepat keruh dan bau. Mengatur kepadatan tebar adalah Solusi Bau yang bersifat pencegahan jangka panjang dan mendasar.
Integrasi budidaya lele dengan akuaponik juga merupakan Solusi Bau yang inovatif. Air kolam yang mengandung limbah dialirkan sebagai nutrisi bagi tanaman (misalnya kangkung atau sawi). Tanaman ini secara alami menyerap nitrat dan amonia, membersihkan air, dan mengembalikannya ke kolam dalam kondisi yang lebih baik dan bebas bau.
Dengan menerapkan manajemen pakan, aerasi, penyiponan, dan penggunaan probiotik secara disiplin, bau tak sedap pada kolam lele dapat diatasi secara signifikan. Lingkungan budidaya yang bersih dan nyaman tidak hanya meningkatkan kesehatan lele, tetapi juga memaksimalkan hasil panen Anda.